Bawang putih (Allium sativum) adalah salah satu rempah yang umum digunakan dalam dunia kuliner. Bawang putih memiliki rasa dan aroma yang kuat, juga mengandung allicin sejenis sulfur, yang dipercaya sangat berperan penting pada kesehatan manusia.
Selain allicin, terdapat senyawa penting lain yang terkandung dalam bawang putih yaitu mangan, vitamin B6, vitamin C, selenium, serat, serta kalium, dan besi.
Bawang putih menduduki peringkat kedua superfood, setelah kunyit, karena kaya akan khasiat. Rutin mengonsumsi bawang putih dikatakan mampu menjaga kesehatan jantung, vitalitas fisik dan seksual, kognisi, dan resistensi terhadap infeksi, sifat anti-penuaan, serta anti-kanker.
Manfaat Bawang Putih
1. Menjaga Kesehatan Jantung
Bawang putih telah dikenal luas manfaatnya untuk mencegah dan mengobati berbagai gangguan kardiovaskular dan metabolisme, termasuk aterosklerosis (sumbatan pembuluh darah oleh lemak), hiperlipidemia (kadar kolesterol yang terlalu tinggi dalam darah), trombosis, hipertensi, dan diabetes.
Sebuah tinjauan ilmiah yang meneliti manfaat bawang putih menemukan bahwa enzim alinase dalam bawang putih menghasilkan efek kardioprotektif yang signifikan pada penelitian dengan hewan dan manusia.
Sebuah penelitian tahun 2016 yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition melibatkan 55 pasien berusia 40 hingga 75 tahun, yang telah didiagnosis dengan sindrom metabolik. Hasil temuan menunjukkan bahwa ekstrak bawang putih secara efektif mampu menurunkan jumlah plak dalam arteri koroner (arteri yang memasok darah ke jantung) terutama pada pasien dengan sindrom metabolik.
Sindrom metabolik adalah sekelompok gangguan kesehatan meliputi peningkatan tekanan darah tinggi, penumpukan lemak di perut, serta kenaikan kadar gula darah, kolesterol, dan trigliserida secara bersamaan.
Salah satu peneliti utama, Matthew J. Budoff, MD, mengatakan bahwa bawang putih mampu mengurangi akumulasi plak lunak dan mencegah pembentukan plak baru di arteri, yang dapat menyebabkan penyakit jantung.
Suplementasi ekstrak bawang putih juga dapat membantu memperlambat perkembangan aterosklerosis kekakuan pembuluh darah akibat penumpukan lemak dan mencegah terjadinya tahap awal penyakit jantung.
2. Melindungi dari Kanker
Bawang putih dan bawang merah memiliki senyawa sulfur bioaktif yang diyakini memiliki efek pada setiap tahap pembentukan kanker dan memengaruhi banyak proses biologis yang mengubah risiko keganasan pada sel kanker.
National Institute of Health’s National Cancer Institute menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara peningkatan asupan bawang putih dan pengurangan risiko kanker tertentu, termasuk kanker lambung, usus besar, kerongkongan, pankreas, dan payudara.
Efek perlindungan ini berasal dari sifat antibakteri atau dari kemampuannya untuk memblokir pembentukan zat penyebab kanker, menghentikan aktivasi zat penyebab kanker, meningkatkan perbaikan DNA, mengurangi proliferasi sel, atau menginduksi apoptosis atau kematian sel.
Pada sebuah penelitian populasi terkontrol, partisipan diikuti perkembangan kesehatan dari tahun 1995 hingga 1999. Hasilnya menunjukkan bahwa partisipan yang mengonsumsi kombinasi sayuran dan buah-buahan termasuk bawang putih sebanyak kurang dari 9 kali per hari memiliki risiko kanker pankreas lebih tinggi dibandingkan partisipan yang mengonsumsi kombinasi sayuran dan buah lebih banyak.
Pada penelitian yang lain dilaksanakan pada 345 pasien penderita karsinoma sel kanker payudara, setelah ditelusuri melalui diari makanan diketahui bahwa partisipan yang mengonsumsi serat, bawang putih dan bawang bombay dengan jumlah yang lebih rendah memiliki risiko keganasan sel kanker payudara lebih tinggi.
Partisipan dengan kebiasaan mengonsumsi lemak jenuh tinggi juga menunjukkan risiko terhadap keganasan lebih tinggi. Bahan aktif di dalam bawang putih yang bertanggung jawab dalam menekan keganasan dan mutasi sel adalah komponen organosulfur termasuk L-sistein sulfoksida dan γ-glutamil-L-sistein peptida, ajoene dan S-allylmercaptocysteine (SAMC).
Ketika bawang putih ditumbuk, diiris tipis, maupun dikunyah langsung sebuah enzim bernama alliinase akan keluar dan menginduksi kemunculan berbagai organosulfur yang sangat bermanfaat dalam mematikan keganasan sel.
3. Mengobati Tekanan Darah Tinggi
Sebuah penelitian melakukan uji coba efek dari ekstrak bawang putih tua sebagai pengobatan tambahan untuk 50 penderita hipertensi yang sudah menggunakan obat anti-hipertensi namun masih memiliki tekanan darah yang tidak terkontrol.
Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa mengonsumsi empat kapsul ekstrak bawang putih dengan dosis 960 miligram setiap hari selama tiga bulan dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Penelitian lain yang diterbitkan pada tahun 2014 menemukan bahwa bawang putih selain memiliki potensi untuk menurunkan tekanan darah pada orang hipertensi, juga memiliki efektivitas yang sama dengan obat antihipertensi standar atau yang umum digunakan.
Penelitian ini lebih jauh menjelaskan bahwa polisulfida rempah-rempah meningkatkan pembukaan atau pelebaran pembuluh darah sehingga menurunkan tekanan darah.
4. Membantu Mengobati Diabetes
Diabetes adalah adalah sebuah kondisi gangguan regulasi gula darah yang disebabkan oleh penurunan fungsi insulin. Penderita diabetes akan mengalami peningkatan kadar gula darah namun insulin tidak mampu menghantarkan gula ke dalam sel untuk menghasilkan energi ataupun metabolisme, mengakibatkan berbagai gangguan termasuk risiko komplikasi pada saraf dan fungsi ginjal.
Konsumsi bawang putih telah terbukti membantu mengatur kadar gula darah, berpotensi mengurangi beberapa komplikasi diabetes, melawan infeksi, mengurangi kolesterol jahat (LDL), meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL), serta mendorong sirkulasi darah dengan lebih baik.
Hal serupa ditunjukkan pada penelitian yang dilaksanakan pada tikus dengan diabetes. Pemberian bawang putih mentah sebesar 500 mg/kg berat badan selama 7 minggu berturut-turut menunjukkan penurunan yang signifikan pada kadar gula darah (hingga 57%), kolesterol total, serta kadar trigliserida darah. Kadar protein dalam urin tikus juga diketahui lebih rendah 50% dibandingkan kelompok tikus kontrol.
5. Mengatasi Pilek dan Infeksi
Mengonsumsi suplemen bawang putih selama 12 minggu selama musim dingin (antara November dan Februari) dapat menurunkan risiko terkena flu, dan membantu pulih lebih cepat dari flu. Kemampuan ini dikatakan berkaitan dengan komponen komponen aktif biologisnya yang disebut allicin.
Penelitian lain juga menunjukkan hasil yang sama, dimana partisipan yang diberikan dosis tinggi ekstrak bawang putih (2,56 gram per hari) terbukti menurunkan jumlah hari atau masa sakit pilek maupun flu hingga sebesar 61%.
6. Mencegah Alzheimer dan Demensia
Manfaat bawang putih adalah mencegah efek buruk terjadinya kerusakan oksidatif akibat penuaan dan paparan radikal bebas termasuk perlindungan terhadap fungsi kognitif, sebab bawang putih selain mengandung berbagai enzim juga tinggi akan kandungan antioksidan yang dapat . Alzheimer dan demensia merupakan gangguan saraf kronis mengakibatkan penurunan fungsi kognitif dan memori yang sangat mempengaruhi kualitas hidup lansia.
Penumpukan plak β-amyloid peptide (Aβ) pada otak pasien dengan Alzheimer diketahui dapat dicegah dengan pemberian AGE (aged garlic extract) yang dapat menginduksi kemunculan S-allyl-L-sistein (SAC) pada ekstrak bawang putih. SAC melindungi sel saraf atau neuron dari kerusakan oksidatif, menurunkan hingga 70% penumpukan amiloid pada uji coba dengan tikus yang mengalami Alzheimer. SAC menjadi senyawa yang potensial digunakan untuk pengobatan Alzheimer.