Sebuah pandemi secara tiba-tiba melanda seluruh dunia. Dalam situasi krisis, kebijaksanaan dari para pemimpin menjadi hal yang krusial. Pada saat melewati wabah COVID-19 yang lalu, para gubernur Amerika menjadi sorotan.
Terdapat beberapa gubernur yang tidak siap menghadapi situasi ini. Mulai dari lamban membuat kebijakan, tidak bijak bersosial media saat situasi krisis, dan memnganggap sepele virus ini sehingga beberapa pejabat negara bagian ini disebut sebagai gubernur terbodoh. Berikut ini 5 gubernur terbodoh di Amerika Serikat karena gagal tangani pandemi COVID-19.
1. Gubernur Florida, Ron DeSantis
Saat virus COVID-19 menyebar, DeSantis gagal menutup secara penuh pantai-pantai di Florida sebelum atau setelah pantai-pantai tersebut dibanjiri oleh orang-orang yang berpesta pada liburan musim semi. Banyak dari para pengunjung ini kemudian melakukan perjalanan pulang ke berbagai lokasi di seluruh Amerika Serikat.
Awalnya DeSantis menolak membuat perintah stay at home di seluruh negara bagian, sampai akhirnya mendapat tekanan kuat dari Partai Demokrat Florida. Sebelumnya, DeSantis menolak melakukan karantina bagi para pelancong yang datang dari wilayah tiga negara bagian New York City atau Louisiana.
2. Gubernur Mississippi, Tate Reeves
Saat itu, Mississippi adalah negara bagian Selatan dengan kasus Covid-19 terkonfirmasi terbanyak berdasarkan basis per kapita. Namun Reeves tidak menanggapi itu sebagai sesuatu yang serius.
Ketika kota-kota di Mississippi mulai mengeluarkan peraturan untuk stay at home, Reeves mengeluarkan perintahnya sendiri pada tanggal 24 Maret 2020. Dimana aturan yang dikeluarkan ini menganulir aturan-aturan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah kota.
Dua hari kemudian, setalah mendapat tekanan dari berbagai pihak, Reeves mencoba mengklarifikasi bahwa peraturan negara bagian hanya memberikan ‘batas’ yang dapat dilampaui oleh kabupaten dan kota. Namun secara membingungkan, dia menambahkan bahwa ‘tidak ada peraturan yang dapat menghalangi layanan-layanan penting tersebut untuk tetap berjalan’. Layanan yang dimaksud adalah aktivitas bisnis, kegiatan sosial yang penting, termasuk kegiatan keagamaan.
Reeves menolak mengeluarkan perintah stay at home di seluruh negara bagian atas dasar ideologi, dan bersikeras bahwa Mississippi tidak akan pernah menjadi seperti Tiongkok. Pada hari Selasa, 31 Maret 2020, akhirnya Reeves mengeluarkan perintah stay at home yang pertama, tetapi hanya di satu daerah, Lauderdale, dimana sebuah panti jompo terkena wabah. Pada hari Rabu, Reeves mengeluarkan perintah stay at home untuk seluruh negara bagian, akan tetapi tidak berlaku selama dua hari berikutnya.
3. Gubernur Oklahoma, Kevin Stitt
Pada 14 Maret 2020, Stitt men-tweet foto keluarganya sedang makan di sebuah restoran, seolah-olah dia pantas mendapatkan penghargaan karena menentang kepanikan terhadap virus corona. “Malam ini penuh sesak!” dia dengan antusias berbagi. Tetapi mendapat respon yang buruk dari publik, kemudian dia menghapus postingan tersebut.
Keesokan harinya, Stitt mengumumkan keadaan darurat. Kemudian, sehari setelahnya, juru bicara gubernur berkata, “Gubernur akan terus mengajak keluarganya makan malam dan berbelanja tanpa harus hidup dalam ketakutan, dan mendorong warga Oklahoma untuk melakukan hal yang sama.” Stitt masih belum mengeluarkan perintah stay at home di seluruh negara bagian. Karena tidak adanya kebijakan tersebut, kota-kota besar di Oklahoma telah memberlakukan peraturan mereka sendiri selama beberapa hari terakhir.
Dua minggu kemudian, tingkat infeksi di Oklahoma meningkat, dan pengujian yang dilakukan sangat minim. Stitt bukan satu-satunya gubernur yang ragu-ragu untuk menerapkan pembatasan yang ketat, namun ia merupakan contoh penggunaan media sosial yang buruk pada situasi yang krisis.
4. Gubernur Hawaii, David Ige
Awal bulan April 2020, Ige menunjuk Letnan Gubernur Josh Green untuk menjadi panglima perang dalam melawan virus corona. Green adalah seorang dokter ruang gawat darurat, jadi seruannya untuk pembatasan perjalanan yang ketat dan karantina pada kedatangan sangat berpengaruh. Namun begitu Green secara terbuka mendorong tindakan tegas, Ige tidak ikut campur, menginstruksikan pejabat Kabinet untuk tidak berkonsultasi dengan Green, dan melarang Green menghadiri konferensi persnya.
Hawaii menghadapi gelombang “krisis turis” akibat pandemi ini. Namun sebagai gubernur negara bagian yang bergantung pada pariwisata, Ige ragu untuk mengambil tindakan. Pada tanggal 19 Maret, ketua DPR negara bagian, rekannya dari Partai Demokrat Scott Saiki, mengecam Ige dalam sebuah surat, menggambarkan respon pemerintah benar-benar kacau dan menyebabkan kebingungan massal di kalangan masyarakat.
Akhirnya, Ige memerintahkan karantina selama 14 hari bagi para pendatang. Selanjutnya, perintah stay at home juga dikeluarkan, namun dengan pengecualian untuk berenang dan berselancar.
5. Gubernur Alabama, Kay Ivey
Ige dicap sebagai gubernur terbodoh karena tidak akur dengan wakilnya ketika menangani COVID-19. Ige menerima kritik dari wakilnya sendiri, Will Ainsworth. Pada tanggal 25 Maret, Ainsworth, yang bertugas di gugus tugas virus corona Ivey, menulis surat kepada anggota panel lainnya. Ainsworth menyebut tsunami pasien rumah sakit kemungkinan besar akan menimpa Alabama dalam waktu dekat.
Sehari setelahnya, Ivey menyampaikan pesan yang sangat berbeda pada konferensi pers, ketika dia menolak gagasan perintah tinggal di rumah di seluruh negara bagian. Kemudian, pada konferensi pers satu hari setelah itu, Ivey mencampakkan Ainsworth, dengan mengatakan bahwa dia tidak membantu, tidak menawarkan solusi serta tidak menunjukkan kesediaan untuk bekerja dengan gugus tugas tersebut. Sementara dalam surat yang ditulis Ainsworth, pada kenyataannya, dia menawarkan solusi mengenai kapasitas layanan kesehatan.